SILUMAN MONYET
Alkisah
disebuah kampung yang angker diwilayah pantai selatan ada mitos sesosok Siluman
Monyet yang dipercaya warga selalu datang ke rumah-rumah setiap habis adzan
Isya. Si Siluman monyet itu sengaja datang cuma untuk menagih jatah sangu aron
sarantang per imah. Asal tau aja ya siapa aja yang ga ngasih aron ke si Siluman
monyet maka satu persatu anggota keluarganya bakal dikutuk. Dan kutukannya juga
mengerikan anjir. Mereka yang ga ngasih aron bakal dijadikan manusia berkepala endog
asin. Ngeri ga bro? Ngeri atuh anying, emang kalian mau kepala kalian berubah
jadi endog asin? Kan bete guys entar hulu kamu ada capnya.
Dibalik semua kisah tersebut ada
pemuda desa yang selau bersama disaat suka dan duka, mereka adalah Samsul,Dodi,
dan Amud. Mereka bertiga bersahabat dari saat umur mereka 2 bulan setengah. Dan
mereka memiliki sifat berbeda-beda. Ada Samsul, dia itu pengangguran, sifatnya
baik,mau disuruh sama orang tua, dan selalu solat 5 waktu.Tapi si Samsul itu
punya sifat buruk yaitu suka ngahilikeun sendal di PS atau Warnet da kata si
Samsul juga engga dosa itu mah Cuma ngahilikeun aja engga maok ini. Iyah kumaha
sia we samsul L. Ada juga si Dodi, kerja sebagai pedagang
mainan di SD,dia suka mabok dan judi tapi gitu-gitu juga si Dodi mah baik, suka
neraktir Samsul&Amud martabak ketan kalo menang judi. Yang terakhir ada
Amud. Nama aslinya Mahmud tapi dia lebih pede di panggil amud da katanya biar
rada imud. Si Amud itu anak mang dayat
tukang tambal ban. Si Amud itu baik, dia suka bantuin bapanya nambal ban biar
dia punya uang buat begadang maen moodo marble di warnet .Tapi si amud juga
baik siah suka mijitin kedua sahabatnya kalo disuruh dan ga menta diburuhan
cukup dikasih pinjam hp buat ikut smsan aja udah atoh dia mah.
Samsul, Dodi dan Amud itu pemuda
kampung yang menentang kepercayaan masyarakat untuk mempercayai mitos Siluman
Monyet itu. Mereka berusaha untuk meyakinkan orang-orang untuk berhenti
mempercayai Siluman Monyet untuk memberi sangu aron tiap abis adzan Isya. Namun
masyarakat kampung malah mencap mereka pemuda terkutuk yang tidak menghargai
nenek moyang dan mengasingkan tiga pemuda itu.
Suatu malam saat Si Samsul lagi
nongkrong di warung mang Adang dia mendengar bisikan yang ga sengaja dia dengar
yang isinya “Heh Samsul menta udud siah” dan saat dia menengok ke arah suara
itu ternyata itu adalah sesosok Dodi yang baru datang ke warung. Samsulpun
terkaget-kaget sampai mengalami koma selama 3 detik. Setelah itu mereka ngopi-ngopi dan udud di
warung sampai mereka di usir Bi Isah istri mang Adang. Mereka berdua berencana pergi ke warnet untuk menemui Amud.
Pada saat berjalan menuju warnet mereka berdua bertemu dengan seorang
bapa-bapa.
Bapa-bapa : “kamarana jang?”
Samsul : “karedok”
Dodi : “-____-“
Keadaanpun hening pada saat itu dan si bapa-bapa itu
dicuekin. Samsul dan Dodi melanjutkan perjalanan mereka menuju warnet. Tidak
lama kemudian Samsul ada yang noel kupingnya.
Samsul : “bro sakali deui ente noel kana ceuli di unfol
kuaing”
Dodi : “Naon aisia L”
Beberapa detik kemudian mereka berdua mendengar suara
misterius ...
“Tok......tok....tok....tok....”
Dodi : “Bray sora naon eta?”
Samsul : “kalem dagoan urang teang”
Samsulpun menengok ke belakang dan mendatangi sumber suara
itu. Sedangkan Dodi disuruh menunggu di tempat tadi.
Samsul
berjalan mengikuti sumber suara sampai gak kerasa udah 3 hari dia berjalan.
Samsul kaget dan panik karena tidak tau kalo dia itu lagi dimana. Dan setelah
melihat spanduk rumah makan yang ada alamatnya Samsulpun terkaget-kaget karena
tau kalo dia lagi di Sukabumi. Kasian yah si Samsul. Samsul menangis
terisak-isak selama 2 hari di trotoar. Dan setelah berhenti menangis dia sadar
kalo ditopinya udah banyak uang receh. Samsul langsung sujud sukur karena dia
mengira itu uang dari Tuhan. Akhirnya Samsulpun bisa pulang karena punya uang
buat ongkos.
Sementara
Dodi masih menunggu Samsul di tempat yang waktu itu. Kuatan yah si Dodi bisa
sesabar itu. Dodi hanya ngampar pake karung dan cuma duduk-duduk aja tanpa
makan dan minum selama 5 hari 4 malam. Dodi baru sadar kalo dia sudah menunggu
Samsul selama itu. Dodipun bete dia langsung bikin status di facebook “duh
puciiinx dah 5 hari lom mam”.
Dan
pada saat itu Samsul tiba dikampung dan langsung menemui Dodi. Mereka berdua
pangling karena udah ga ketemu 5 hari.
Dodi : “bray kamana wae euy sombong geus piknik mah, mana
oleh-olehna”
Samsul : “Ti sukabumi bro, yeuh aing mawa oleh-oleh pulpen meunang
meuli dina beus”
Dodi : “Anying alus pulpena seungit”
Samsul : “cik ningali”
Setelah Samsul ngambeuan pulpen dia langsung menyuruh Dodi
untuk membuang pulpen itu, karena Samsul tau kalo pulpen itu pulpen narkoba.
Dengan berat hati Dodipun membuang pulpen itu ke solokan.
Setelah
itu mereka berdua sepakat untuk pulang dulu ke rumah masing-masing karena lapar
dan mau mandi . Mereka berniat untuk meneruskan perjalanan ke warnet nanti
malam dan janjian di tempat Dodi menunggu. Samsul dan Dodi langsung berpelukan
karena tidak kuat menahan kesedihan perpisahan mereka sampai akhirnya mereka
pulang dengan tenang ke rahmatulloh.
Di sisi
lain Amud yg sedang bekerja di perusahaan tambal ban bapaknya mendengar
pengumuman yg sumbernya dari toa mesjid kalo ada yg meninggal tapi Amud ga
jelas dengernya karena dia lagi di sisi jalan raya banyak suara kendaraan. Amud
gak enak hati dan diapun langsung menuju mesjid dan menanyakan langsung siapa
yang meninggal.
Amud : “mang saha nu maot?”
Mang endang : “eta si Samsul budak wa haji jeung babaturana
nu begang teh saha”
Amud : “ APA??????!!!!!”
Amud
langsung mendatangi rumah kedua temannya yang meninggal. Tapi diperjalanan dia
bingung mau kerumah siapa dulu. Dan Amudpun bingung sampai-sampai frustasi.
Karena stres dia tidak bisa memutuskan untuk datang kerumah siapa dulu dia pun
membeli lem aibon dan langsung ngelem dipinggir jalan sampai habis 7 lem. Tuhan
berkehendak lain, Amudpun gugur dimedan perang dengan tragis, mulut berbusa dan
mata nyaris keluar. Amud terlalu banyak menghirup lem aibon sampai akhirnya dia
ditemukan meninggal di teras warnet setelah sebulan meningganya kedua teman
Amud.
Mungkin
ini suatu azab untuk mereka bertiga karena tidak mempercayai mitos siluman
monyet. Dan setelah kepergian ketiga pemuda yg meninggal secara tidak wajar
itu, kampung yg dipercayai masyarakat tentang siluman monyet tersebut menjadi
tambah angker karena bertambah mitos baru yaitu “Munculnya Siluman kadal
berkepala tiga”. Dan apa yg selanjutnya terjadi di kampung tersebut? Pasti
penasaran kan? Nantikan episode berikutnya di mana cing? Mana hayo? Aaaaaaaaaa
mana atuh? L
Hikmah dari kisah cerita
diatas :
“Jangan sekali-kali ngelem aibon disisi jalan apalagi kalo
ditengah jalan nanti ketabrak, mending dirumah aja guys biar enjoy”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar